Spiga

APRESIASI PUISI

APRESIASI PUISI

yaitu mendengar atau membaca puisi dengan penghayatan yang sungguh- sungguh, menulis puisi, mendeklamasikan, dan menulis resensi puisi.

Syarat untuk mengapresiasikan puisi ini adalah sebuah kepekaan batin terhadap nilai- nilai karya sastra, sehingga seseorang dapat mengenal, memahami, mampu menafsirkan, mampu menghayati, dan dapat menikmati karya sastra tersebut.

Distick (1975) menyebutkan ada 4 tingkatan apresiasi
Tingkat menggemari
Tingkat menikmati
Tingkat mereaksi
Tingkat produktif

Puisi Untuk Diapresiasi
1.Puisi Lama
Gurindam

Contohnya pada gurindam 12
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah dia dunia mudarat

Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang

Pantun
Jenis puisi lama yang terdiri dari empat baris, berima / a b a b/, baris pertama dan kedua adalah sampiran, baris ketiga dan keempat adalah isi.
Contoh

Pulau pandan jauh di tengah
Di balik pulau angsa dua
Hancur badan dikandung tanah
Budi baik terkenang jua


Syair
Syair berasal dari bahasa Arab yang artinya puisi (sajak). Dalam kesusastraan Indonesia, syair berarti puisi lama yang terdiri atas empat baris per bait, berima / a a a a/. semua baris merupakan isi, biasanya tidak selesai dalam satu bait karena digunakan untuk bercerita. Contoh syair Ken Tambuhan
Contoh
Lalulah berjalan Ken Tambuhan
Diiringkah penglipur dengan tadahan
Lemah lembut berjalan pelahan- lahan
Lakunya manis member kasihan

Tunduk menangis segala puteri
Masing- masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisyuri
Lakunya seperti jin dan peri

2.Puisi Angkatan Pujangga Baru
Pada angkatan pujangga baru dikenal bentuk sonata yang berasal dari italia, di bawa ke Indonesia oleh Muh. Yamin. Soneta terdiri atas 14 baris, yaitu tiga bait yang masing- masing terdiri atas empat baris dan satu bait terdiri atas dua baris. Dapat juga terdiri atasdua bait masing- masing terdiri atas empat baris dan dua bait masing- masing terdiri atas tiga baris.

Contoh puisi Menyesal karya Ali Hajmy

Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang dating membayang
Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati,
Miskin ilmu, miskin harta.
Akh, apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna,
Hanya menambah luka sukma.

Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi,
Menuju kea rah padang bakti

Tokoh- tokohnya
Muhammad Yamin
Sanusi Pane
Amir Hamzah
Y.E Tatengkeng
Sutan Takdir Alisyahbana
Rustam Effendi

3.Puisi Angkatan 45
Pada puisi angkatan ini mementingkan isi daripada bentuk.
Tokoh-tokohnya:
Chairil Anwar
Asrul Sani
Sitor Situmorang
Waluyati

Contoh

Bersama- sama bunga digubah
Menjadi rangkaian halus pewangi
Dan pulang kita bersuka hati
Di kala surya terbenam merah.

Di jalan simpang kita berpisah
Gubahan bunga gemetar di tangan
Dan sambil kita berpandangan
Jatuh rangkaian, dua berbelah.
Kuambil seutas, setengah tali
Kau pegang erat,dan kau melompat.

Di kala senja kujalan sendiri
Hanyalah bunga, kau bawa lari
Mengirimkan wanginya ke arahku lagi..

(buku: Apresiasi puisi, Herman J. Waluyo)

1 komentar:

  Kaffi Unila

13 Oktober 2009 pukul 02.43

Mantap, ana banyak belajar di sini. Terus berkarya

Posting Komentar