Spiga

HAKIKAT BAHASA

Hakikat Bahasa

Salam semangat dan bersahabat...

"Ku wakilkan hadirku melalui kata
jawaban dari sepi dan sunyi
jawaban dari penantian dan juga pengorbanan..."
(ini merupakan kekuatan kata (bahasa) yang seakan telah mewakili hadirnya)


Arti kata 'hakikat' bila merujuk pada KBBI memiliki pengertian intisari atau dasar. Hakikat bahasa dapat diartikan sebagai sesuatu yang mendasar dari bahasa.

Hakikat Bahasa di antaranya:

1. Bahasa sebagai Simbol
Simbol atau lambang adalah sesuatu yang dapat melambangkan dan mewakili ide, perasaan, pikiran, benda, dan tindakan secara arbitrer, konversional, dan representatif-interpretatif. tidak ada hubungan langsung dan alamiah antara yang menyimbolkan dengan yang disimbolkan. untuk itu baik yang batiniah (inner) seperti perasaan, pikiran, ide, maupun yang lahiriah (outer) seperti benda dan tindakan dapat dilambangkan atau diwakili simbol.

Manusia senantiasa bergelut dengan simbol. Melalui simbol, manusia memandang, memahami, dan menghayati alam dan kehidupannya. Simbol itu sendiri sebenarnya merupakan kenyataan hidup, baik kenyataan lahiriah maupun batiniah yang disimbolkan, karena di dalam simbol terkandung ide, pikiran, dan perasaan, serta tindakan manusia.

Bahasa adalah kombinasi kata yang diatur secara sistematis sehingga dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi. Kata adalah bagian dari simbol yang hidup dan digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu. Kata bersifat simbolis karena tidak memiliki hubungan langsung atau hubungan instrinsik dengan kenyataan yang diacunya, tetapi hanya bersifat arbitrer dan konversional.
Misalnya kata /b-u-k-u/ tidak ada hubungannya dengan benda yang dirujuk yaitu lembaran- lembaran kertas yang ditulis dan dibaca. Kata /a-p-i/ tidak ada hubungannya dengan sifat kepanasan yang diacunya sehingga walaupun kita mengucapkan kata api berkali- kali, maka mulut kita tidak akan terbakar. Hal itu hanya bersifat arbitrer dan kemudian disepakati menjadi suatu konvensi oleh pemakai bahasa.

Sebuah wacana secara secara totalitas dapat juga berupa simbol. Dalam masyarakat batak dikenal wacana berupa ragam bahasa rataan (wailing language). Bahasa ratapan adalah syair yang diucapkan oleh seseorang ketika dia menangisi orang yang meninggal. Bahasa ratapan melambangkan dan mewakili perasaan si peratap. Bahasa ratapan itu sebagai simbol secara totalitas, tetapi wacana bahasa ratapan itu juga terdiri dari simbol- simbol yang lebih kecil seperti kata, frase, dan kalimat.


2. Bahasa Sebagai Bunyi Ujaran
Telinga kita selalu mendengar bunyi- bunyi yang dihasilkan oleh benda- benda tertentu. o ya, apakah setiap bunyi termasuk bahasa?
Kita mendapat jawaban: TIDAK. Hanya bunyi- bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Human Organs of Speech) yang disebut sebagai bahasa.

Bunyi ujaran merupakan sifat kesemestaan atau keuniversalan bahasa. Tak satupun bahasa di dunia ini yang tidak terjadi dari bunyi . Bahasa sebagai ujaran, mengimplikasikan bahwa media komunikasi yang paling penting adalah bunyi ujaran. Jika kita mempelajarai suatu bahasa kita harus belajar menghasilkan bunyi- bunyi suara.

Pada hakikatnya, bunyi (Kridalaksana, 1983:27) adalah kesan pada pusat syaraf sehingga akibat getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan- perubahan dalam tekanan udara. Bunyi ujaran (speech sound) adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan diamati dalam fonetik sebagai fon atau dalam fonologi sebagai fonem.

3. Bahasa Bersifat Arbitrer
Taukah kawan, pengertian arbitrer dalam studi bahasa adalah manasuka, asal bunyi, atau tidak ada hubungan logis antara kata sebagai simbol (lambang) dengan yang dilambangkan. Arbitrer berarti dipilih secara acak tanpa alasan sehingga ciri khusus bahasa tidak dapat diramalkan secara tepat.

Secara leksis, kita dapat melihat kearbitreran bahasa. Kata anjing digunakan dalam bahasa Indonesi, Biang dalam bahasa Batak, Dog dalam bahasa Inggris. hal ini memiliki kata yang berbeda untuk menyatakan konsep yang sama. Kearbitreran bahasa di dunia ini menyebabkan adanya kedinamisan bahasa.

4. Bahasa bersifat Konvensional
Konvensional dapat diartikan sebagai satu pandangan atau anggapan bahwa kata- kata sebagai penanda tidak memiliki hubungan instrinsik atau inhern dengan objek, tetapi berdasarkan kebiasaan, kesepakatan atau persetujuan masyarakat yang didahului pembentukan secara arbitrer. Tahapan awal adalah manasuka/ arbitrer, hasilnya disepakati/ dikonvensikan, sehingga menjadi konsep yang terbagi bersama (socially shared concept).

Setiap kita berbicara, kita terlibat dalam konvensi. Jika seseorang melihat kata kursi atau mendengar bunyi kursii , secara langsung dapat mengetahui bahwa kata itu merujuk pada sesuatu yang lain. Kita tahu bahwa tidak ada hubungan yang inhern antara kata kursi dengan benda kursi. Kata itu merujuk pada benda karena ada konvensi penamaan atau penyebutan benda tertentu dengan suatu nama tertentu.

Konvensi/ kesepakatan akan menentukan apakah kata yang dibentuk secara arbitrer dapat terus berlangsung dalam pemakaian bahasa atau tidak. Suatu bahasa tidak dapat dipaksakan agar dipakai pada suatu kelompok masyarakat bahasa. Kelangsungan hidup suatu bahasa ditentukan oleh kemauan, kebiasaan, atau kesepakatan masyarakat.
Untuk itu.... Banggalah menggunakan bahasa Indonesia....

5. Bahasa Sebagai Sistem
Setiap bahasa memiliki sistem, aturan, pola, kaidah sehingga memiliki kekuatan atau alasan ilmiah untuk dipelajari dan diverifikasi. Pada hakikatnya, setiap bahasa memiliki dua jenis sistem yaitu sistem bunyi dan sistem arti. Sistem bunyi mencakup bentuk bahasa dari tataran terendah sampai tertinggi (fonem, morfem, baik morfem bebas maupun morfem terikat, frase, paragraf, dan wacana). Sistem bunyi suatu bahasa tidak secara acak- acakan, tetapi mempunyai kaidah- kaidah yang dapat diterangkan secara sistematis. Sistem arti suatu bahasa merupakan isi atau pengertian yang tersirat atau terdapat dalam sistem bunyi.

Sistem bunyi dan sistem arti memang tidak dapat dipisahkan karena yang pertama merupakan dasar yang kedua dan yang kedua merupakan wujud yang pertama.

6. Bahasa Bermakna
Makna adalah arti, maksud atau pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan untuk menghubungkan bentuk kebahasaan tersebut dengan alam di luar bahasa atau semua hal yang ditunjuknya. Macam- macam makna:

* Makna Leksis
Makna unsur- unsur bahasa terlepas dari penggunaannya atau konteksnya. Makna leksis sering disebut makna sebagaimana yang ada di dalam kamus atau makna sebenarnya. Misalnya kata laki- laki mempunyai makna pria atau manusia yang berjenis kelamin jantan.

*
Makna Kiasan
Makna unsur- unsur bahasa yang didasarkan pada perasaan atau pikiran yang berada di luar makna sebenarnya. Misalnya Buah bibir memiliki makna menjadi pembicaraan orang.

*
Makna Kontekstual
Makna unsur bahasa yang didasarkan pada hubungan antara ujaran dengan situasi ketika ujaran itu dipergunakan. Misalnya kata bagus dapat berarti jelek ketika seorang ayah mengejek anaknya yang malas belajar, kalimat yang digunakan patutlah nilaimu sangat bagus.

*
Makna gramatis
Makna yang diperoleh berdasarkan hubungan antara unsur- unsur bahasa dalam satuan- satuan yang lebih besar. Misalnya pada kata dia mencintai ibunya, bermakna sebutan atau perbuatan aktif.

7. Bahasa Bersifat Produktif
Hal ini diartikan sebagai kemampuan unsur bahasa untuk menghasilkan terus- menerus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur- unsur baru. Prefik /meN-/ dan /di-/, misalnya dapat melekat pada setiap kata kerja dan fungsinya masing- masing membentuk kata kerja aktif dan kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia.

8. Bahasa Bersifat Universal
Bahasa merupakan sesuatu yang berlaku umum dan dimiliki setiap orang. Pada sifat internal bahasa, universal adalah kategori linguistikyang berlaku umum untuk semua bahasa.

9. Bahasa Bersifat Unik
Hal ini terlihat dari studi bahasa adalah kategori bahasa yang tersendiri bentuk dan jenisnya dari bahasa lain. Setiap bahasa ada perbedaan dengan bahasa lain meskipun termasuk dalam bahasa serumpun.

10. Bahasa Sebagai Komunikasi
Menjadi penyampai pesan dari penyapa kepada pesapa (penerima). Komunikasi harus bermakna atau berarti baik bagi penyapa atau pesapa. Komunikasi dapat bermakna jika sistem tanda yang digunakan sebagai alat komunikasi dapat informatif. (Hakikat Bahasa_Drs. Robert Sibarani, M.S)

5 komentar:

  salmadangerous_89@yahoo.com

3 Februari 2010 pukul 01.19

hye..
saya Salma dr m'sia..
sye mgambil jurusan pengajian melayu dan ambil kos linguistik am.. dlm linguistik, sya pelajari ada 13 hakikat bahasa iaitu bahasa bersifat dinamis, bervariasi serta melambangkan identiti penutur.. semua yg 10 di atas sama sprti apa yg saya pelajari..
sekian, saya hny ingin berkongsi ilmu..
terima kasih... salam.. =)

  Anonim

24 Juni 2010 pukul 06.09

makasih salma sudah mau berbagi. senang berkenalan dengan salma. salam semangat dan bersahabat drq..

  yaser

17 Oktober 2010 pukul 01.47

lalu kalau bahasa tubuh tidak masuk bahasa???
mohon di jelaskan tentang bahasa sebagai bunyi ujaran???

  Anonim

7 September 2011 pukul 07.05

Bahasa yang dimaksud adalah bunyi-bunyi karena alat ucap (manusia)

  sepridaeffendi

4 Oktober 2011 pukul 06.46

makasih mba, saya jadi terbantu dalam tugas saya.

Posting Komentar