Spiga

Pengertian Puisi

salam semangat dan bersahabat...:)

"ketika aku membaca sebuah puisi, kurasakan sedang berdialog dengan jiwa. kedahsyatan kata yang terangkai kadang membuat hatiku luluh. di sana, ada kekuatan yang membuat embun di sudut mataku mencair..._serly"


“Puisi adalah seni dari segala seni”. Kutipan dari perkataan Popo Iskandar seorang pelukis dan budayawan dari Bandung.

Puisi adalah pernyataan dari keadaan atau kualitas hidup manusia. Membaca puisi berarti berusaha menyelami diri sampai ke intinya. Apabila seseorang ingin menikmati puisi, ia harus memiliki kemampuan untuk menempatkan dirinya sebagai penyair.
Ada sebuah cerita, sang penyair Moh. Iqbal kelahiran Sialkot – Punjab 22 pebruari 1873, keturunan dari Brahmana yang berasal dari Kashmir. Ia membacakan sebuah puisi karyanya di depan seorang filosof besar Prancis, yang ketika itu sakit lumpuh dapat terlompat berdiri dari kursinya, karena tergugah oleh keadaan isi puisi sang penyair (judul;LA TASUBU DZAHRA;Jangan Melalaikan waktu). Isi puisi itu mengambil tema dari hadist Nabi.

Timbul pertanyaan pada diri kita, mengapa bisa terjadi seprti itu ?. Jawabnya tidak lain adalah, karena karya cipta sastra (terutama puisi) lebih dekat dengan kehidupan kita. Puisi di gali dari kehidupan. Jadi, antara hidup dan puisi tak ada jarak pemisah, hidup adalah manifestasi puitis.

“Saya mencintai puisi” kata sang penyair, “sebagaimana saya mencintai hidup ini”.

Bagaimana kita membaca puisi dengan baik dan sampai sasaran / tujuan makna dari puisi yang kita baca sesuai maksud Sang Penyair.

Ada beberapa tahapan yang harus di perhatikan oleh sang pembaca puisi, antara lain :

1. Interpretasi : penafsiran / pemahaman makna puisi.
Dalam proses ini di perlukan ketajaman visi dan emosi dalam menafsirkan dan membedah isi puisi. Memahami isi puisi adalah upaya awal yang harus dilakukan oleh pembaca puisi, untuk mengungkap makna yang tersimpan dan tersirat dari untaian kata yang tersurat.

2.Vocal
a.Artikulas:Pengucapan kata yang utuh dan jelas, bahkan di setiap hurufnya.

b.Diksi:Pengucapan kata demi kata dengan tekanan yang bervariasi dan rasa.

c.Tempo:Cepat lambatnya pengucapan (suara). Kita harus pandai mengatur dan menyesuaikan dengan kekuatan nafas. Dimana harus ada jedah, dimana kita harus menyambung atau mencuri nafas.

d.Dinamika:Lemah kerasnya suara (setidaknya harus sampai pada penonton terutama pada saat lomba baca puisi). Kita ciptakan suatu dinamika yang prima dengan mengatur rima dan irama, naik turunnya volume dank eras lembutnya diksi, dan yang penting menjaga harmoni di saat naik turunnya nada suara.

e.Modulasi : Merubah (perubahan) suara dalam membaca puisi.
f.Intonasi : Tekanan dan laju kalimat.
g.Jedah : Pemenggalan sebuah kalimat dalam puisi.
h.Pernafasan : Biasanya dalam puisi yang di gunakan adalah pernafasan perut.

3.Penampilan : salah satu factor keberhasilan seseorang membaca puisi adalah kepribadian atau performance diatas pentas. Usahakan terkesan tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawadan meyakinkan (tidak demam panggung).

a.Gerak:Gerakan seseorang membaca puisi harus dapat mendukung isi dari puisi yang dibaca. Gerak tubuh atau tangan jangan sampai klise.

b.Komunikasi : Pada saat kita membaca puisi harus bias memberikan sentuhan, bahkan menggetarkan perasaandan jiwa audience.

c.Expresi:Tampakkan hasil pemahaman, penghayatan dan segala aspekdiatas dengan ekspresi yang pas dan wajar (don’t overact).

d.Konsentrasi:Pemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan kita baca.
Dengan pemaparan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa membaca puisi bukan sekedar menyampaikan arus pemikiran penyair, tapi kita juga harus menghadirkan jiwa sang penyair. Kita harus menyelami dan memahami proses kreatif sang penyair, bagaimana ia dapat melahirkan karya puisi.

1 komentar:

  Wawan Herdianto

31 Oktober 2009 pukul 23.08

Puisi...satu kata sejuga makna, ia adalah jiwa, ia adalah asa, ia adalah rasa, mewujud menjadi bentuk dan rupa. dan...tentu saja saya menyukainya. Terus berkarya. ditunggu postingan berikutnya

Posting Komentar